![Image](/images/blog/2021/06/watt-01.jpg)
Cara Memilih Lampu dengan Watt yang Tepat
Watt adalah jumlah energi yang digunakan oleh lampu atau bohlam. Jika kamu memilih lampu dengan watt yang rendah, sudah bisa dipastikan cahaya yang dihasilkan nggak akan lebih terang dari lampu yang memiliki watt yang lebih tinggi. Umumnya, 1 Watt Lampu menghasilkan 75 Lumen. Lumen sendiri adalah satuan pencahayaan yang penting untuk digunakan untuk menghitung kebutuhan cahaya dalam sebuah ruangan.
Lalu, bagaimana caranya memastikan jika ruangan kamu sudah menggunakan lampu yang tepat sehingga mendapatkan pencahayaan maksimal?
1. Mengetahui Standar Pencahayaan untuk Setiap Ruang dalam Hunian
homedit.com
Pertama-tama, kamu harus mengetahui standar kebutuhan pencahayaan untuk ruangan. Secara sederhana, standar pencahayaan ruang berdasarkan kebutuhan cahayanya adalah sebagai berikut:
TERAS, Standar pencahayaan: 60 LUX
RUANG TAMU, Standar pencahayaan: 120 – 150 LUX
RUANG MAKAN, Standar pencahayaan: 120 – 250 LUX
RUANG KERJA, Standar pencahayaan: 120 – 250 LUX
KAMAR TIDUR, Standar pencahayaan: 120 – 250 LUX
KAMAR MANDI, Standar pencahayaan: 250 LUX
DAPUR, Standar pencahayaan: 250 LUX
GARASI, Standar pencahayaan: 60 LUX
2. Menghitung Kebutuhan Watt Lampu untuk sebuah Ruang
Setelah mengetahui standar pencahayaan, kamu bisa mulai menghitung kebutuhan watt dan jumlah lampu. Namun, untuk itu pastikan kamu juga mengukur ukuran ruang tersebut. Setelah semua data lengkap, kamu bisa menghitung menggunakan rumus berikut:
N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n
Keterangan:
N = Jumlah titik lampu
E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100lux – 250lux
L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan Meter
W = Lebar (Width) ruangan dalam satuan Meter.
Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam satuan LUMEN
LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa nilainya antara 0,7–0,8
Cu = (Coeffesien of Utillization)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik
3. Contoh Penghitungan Kebutuhan Lampu pada Sebuah Ruang
Supaya lebih jelas, yuk kita coba praktikan rumus tersebut dalam sebuah studi kasus. Seandainya kamu memiliki ruang makan berukuran panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Untuk menggunakan lampu TL berukuran 40 Watt, berapa jumlah titik lampu TL yang kamu perlukan agar pencahayaan di ruang makan tersebut menjadi maksimal?
Sesuai standar yang kita telah ketahui, ruang makan memiliki standar pencahayaan di kisaran 120 – 250 Lux. Sebagai contoh kita mengambil nilai tengah yaitu 200 Lux. Maka sudah diketahui bahwa E= 200 Lux.
Karena bohlam yang digunakan adalah lampu TL berukuran 40 Watt, maka nilai Lumen lampu atau Ø adalah 40 Watt x 75 Lumen, jadi diketahui Ø = 3000 Lumen.
Untuk mengetahui nilai koefisien atau CU (coeffesien of utilization), kita bisa menggunakan standar koefisien untuk penerangan langsung pada ruang dengan warna terang, yaitu di kisaran 50-65%. Pada studi kasus ini kita bisa mengambil nilai terendah, yaitu 50% atau 0,5.
Komponen terakhir adalah Light loss factor (LLF) yang umunya berada di angka 0,7-0,8. LLF sendiri dipengaruhi oleh kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dan berbagai hal lainnya. Pada studi kasus ini kita bisa mengambil nilai terendah, yaitu 0,7
Sebelum menghitung, perlu diingat bahwa setiap titik lampu hanya menggunakan satu buah lampu TL, maka nilai dari (n) adalah 1.
Sekarang, mari kita aplikasikan semua data kedalam penghitungan
N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n
N = 200 LUX x 5 meter x 4 meter / 3000 Lumen x 0,7 x 0,5 x 1
N = 4000 / 1050
N = 3,8
Berdasarkan pengitungan tersebut, diketahui untuk ruang makan tersebut diperlukan 3,8 titik lampu yang tentunya dibulatkan menjadi 4 buah lampu TL di 4 titik berbeda. Jadi jumlah Watt yang diperlukan untuk ruang makan tersebut bisa dikatakan adalah 4 x 40 Watt, alias 160 Watt
Memilih Bentuk Lampu yang Tepat
Setelah kamu mengetahui jenis lampu dan ukuran Watt, satu hal lain yang perlu diperhatikan namun dianggap sepele adalah bentuk dari bola lampu. Bentuk bola lampu menjadi penting karena akan mempengaruhi persebaran dari cahaya yang dihasilkan oleh bola lampu tersebut.
Dari berbagai jenis bentuk bola lampu, semakin bulat bola lampu maka persebaran cahaya akan semakin merata. Namun, kamu juga perlu memperhatikan visual dari keberadaan bentuk bola lampu terhadap ruangan. Aktivitas dan kebutuhan ruang juga akan mempengaruhi pemilihan bola lampu.
Untuk ruang yang aktivitasnya terpusat di tengah, kamu nggak perlu bola lampu yang benar-benar menyebar. Lampu berbentuk spiral atau stick mungkin sudah bisa mengakomodir kebutuhanmu. Untuk lebih menfokuskan cahaya lampu, kamu bisa menambahkan kap pada lampu.